Sekelumit Tentang Keutamaan Abu Bakar dan Umar

أبو بكر و عمر من هذا الدين كمنزلة السمع و البصر من الرأس

“Abu Bakar dan Umar bagi agama ini kedudukannya seperti pendengaran dan penghilatan bagi kepala”

Berkata Syaikh Al Albani dalam kitabnya “As Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah 2/476):

Dikeluarkan Ath Thabarani dan Al Khathib dalam “Tarikh Baghdad” (8/459-460) melalui jalur Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “…(kemudian beliau menyebutkan hadits diatas)”

Aku (Syaikh Al Albani) katakan: “hadits ini sanadnya hasan, perawinya semuanya kuat, dan pada Ibnu ‘Aqil ada sedikit perbincangan mengenai hafalannya yang tidak menyebabkan kedudukan hadits ini turun dari keadaan yang telah kami sebutkan.

(hadits ini) dikeluarkan pula oleh Ibnu Syahin dalam (bab) “Fadhailul ‘Asyrah Mubasysyarina bil Jannah” dari kitabnya “As Sunnah” (no.70 dalam manuskripku) melalui dua jalur, dari Al Hakam bin Marwan, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Furat bin Sa’ib dari Maimun bin Mihran dari Ibnu ‘Umar bahwa nabi shalallahu ‘alaihi wasallam hendak mengutus seseorang dalam suatu urusan penting, Abu Bakar (ketika itu) di sebelah kanan beliau dan umar di sebelah kirinya. Maka ‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Tidakkah engkau mengutus salah satu dari dua orang ini (yakni Abu Bakar atau Umar)? Beliau menjawab: “…. (kemudian menyebutkan hadits diatas).” Akan tetapi Furat (bin Sa’ib) matruk (riwayatnya tidak dipakai), maka tidak bisa dipakai sebagai penguat.

Akan tetapi hadits ini memiliki dua penguat lain lagi, dari haditsnya ‘Amr bin Abil ‘Ash dan Hudzaifah bin Al Yaman, keduanya dikeluarkan Al Haitsami dalam “Majma’uz Za’id” (9/52-53)

As Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 815

8 Tanggapan

  1. ahli sejarah telah meneliti ternyata abu bakar itu masih keturunan etopia, jadi warna kulitnya sama dng warga etopia sekarang, semua anaknya juga mengikuti warna kulit bapaknya.

    —haulasyiah—
    kalau benar gak apa2 juga sih, yang dinilaikan hatinya, kan percuma punya kulit putih bersih tapi hatinya kotor.

  2. Lho kok bisa, lalu knp Aisyah bisa dibilang humaira oleh Rosulullah, disebabkan pipinya yang putih ke merah – merahan.

    tuk mas pemilik blog, jangan – jangan abu bakar yang dibicarakan oleh mas abdullah beda dengan Abu bakar Sahabat dekat Nabi.

    Jadi komentarnya gak nyambung.

    —haulasyiah—
    jazakallahu khairan… iya mas, Abu Bakar mana ni? mungkin tetangganya kali!!

  3. padahal beliau abu bakar adalah seorang bangsawan quraisy yang terpandang, jangan jangan mas abdullah cenderung syi’i?

  4. Tidak ada hub-nya warna kulit dengan perilaku seseorang, Bilal seorang budak berkulit hitam tetapi beliau adalah salah satu sahabat setia Rasul. Menjadi bangsawan Quraisy jg tidak menjamin bahwa setiap tindakannya PASTI benar.

  5. Mas Abdullah, tidak ada hub-nya warna kulit dengan perilaku seseorang, Bilal seorang budak dari Afrika yang berkulit hitam tetapi beliau adalah salah satu sahabat setia Rasul dan dipercaya untuk menjadi Muadzin Rasul.
    Menjadi bangsawan Quraisy jg tidaklah menjamin bahwa setiap tindakannya PASTI benar.

    —haulasyiah—
    mereka tidak makhsum, tapi inget jaga lisan. jangan sampai mengucapkan sesuatu yang tidak layak

  6. Abu Bakar … Ya abu hasil pembakaran… atau jangan-jangan dia udah duluan di neraka karena dosa-dosanya.. Laknat alloh bagi Abu Bakar LA (laknatulloh alaih)

    —haulasyiah—
    Rasululullah menjamin Abu Bakar masuk surga, anda menjamin Abu Bakar masuk neraka. kira-kira yang benar siapa ya???

  7. Mas Ishak, mengkritisi bukan mengharuskan orang untuk mencaci. Mengkritisi sejarah, tidak perlu pakai embel-embel yang tidak perlu. Al-Qur’an banyak memberi pelajaran untuk Muslimin, tentang beberapa tindakan & perbuatan negatif istri-istri Nabi (Istri Nabi Nuh dan Luth), anak-anak Nabi (Qobil & Kan’an) dan Para pengikut Nabi yang nyeleneh. Itu smua untuk kita ambil hikmah-nya, sebagai tolak ukur tentang perbuatan yang Haq dan Bathil, jadi tidak ada perlu ada embel-embel selain itu. Maaf mas…..

  8. Mas Ishak, mengkritisi bukan mengharuskan orang untuk mencaci. Mengkritisi sejarah, tidak perlu pakai embel-embel yang tidak perlu. Al-Qur’an banyak memberi pelajaran untuk Muslimin, tentang beberapa tindakan & perbuatan negatif istri-istri Nabi (Istri Nabi Nuh dan Luth), anak-anak Nabi (Qobil & Kan’an) dan Para pengikut Nabi yang nyeleneh. Itu smua untuk kita ambil hikmah-nya, sebagai tolak ukur tentang perbuatan yang Haq dan Bathil, jadi tidak ada perlu ada embel-embel selain itu. Maaf mas…..

Tinggalkan komentar